BAB-8F. Nama Kitab-Kitab Yang Menulis Iiwayat Hidup Rasulallah Saw.


  Menurut riwayat pada malam Rasulallah saw. dilahirkan tidak seperti malam-malam manusia lain dilahirkan. Peristiwa yang tertulis didalam hadits termasuklah getaran yang dirasakan di istana ‘Chosroes’ dan padamnya api yang telah menyala selama 1000 tahun di Persi dan beberapa peristiwa lain yang ditulis oleh Ibnu Katsir dalam al-Bidaya jilid 2 halaman 265-268.

- Dalam kitab al-Madhkal oleh Ibnu al-Hajj jilid 1 halaman 261 disebutkan: “Menjadi satu kewajiban bagi kita untuk memperbanyak kesyukuran kepada Allah setiap hari Senin bulan Rabi’ul Awwal karena Dia (Allah swt.) telah mengurniakan kepada kita nikmat yang besar yaitu diutus-Nya Nabi saw. untuk menyampaikan Islam".

Sering kita baca dalam kitab-kitab maulid yang ditulis oleh para pakar Islam setelah zaman Nabi saw dan para sahabat. sejarahtentang kelahiran Nabi saw., keutamaan, kebesaran dan mukjizat-mukjizat beliau saw. dan lain sebagainya. Diantara kitab-kitab maulid itu serta nama penulisnya, yang kadangkala dibaca dimajlis-majlis atau perkumpulan adalah sebagai berikut:

- Dalam kitab Kasyfudz-Dzunun dikemukakan bahwa orang pertama yang menulis kitab Maghazi (Manakib atau perilaku kehidupan Nabi Muhammad saw.) ialah Muhammad bin Ishaq terkenal dengan nama Ibnu Ishaq wafat pada tahun 151 H (pada zaman tabi’in). Dengan indah dan cemerlang ia menguraikan riwayat maulid Nabi serta menjelaskan berbagai manfaat yang dapat dipetik dari bentuk-bentuk peringatan, seperti walimah, shadaqah dan kebajikan-kebajikan lainnya yang semuanya bersifat ibadah.
 
Dapat dipastikan masa hidupnya Muhammad bin Ishaq ini pada zaman yang menurut sejarah Islam disebut zaman kaum Tabi’in. Karenanya dapatlah di simpulkan, bahwa semua yang ditulis dan diterangkan olehnya berasal dari orang-orang yang menyaksikan sendiri kehidupan para sahabat Nabi saw.. Hasil penulisannya kemudian diteruskan pada zaman berikutnya oleh Ibnu Hisyam, wafat dalam tahun 213 H. Ia menulis riwayat tentang perilaku kehidupan Nabi saw., dan berhasil menyelesaikannya dengan baik, sehingga ia dianggap sebagai penulis pertama riwayat kehidupan Nabi saw. 

Dengan menulis kitab mengenai itu Ibnu Hisyam tidak bermaksud menghimpun semua nash yang pernah diucapkan oleh Rasulallah saw. atau oleh para sahabat terdekat beliau saw.. Meski pun demikian ternyata buah karyanya beroleh sambutan baik dan dibenarkan oleh para ulama dan para pemuka masyarakat Islam. Tidak lain semuanya ini bertujuan memelihara dan melestarikan data sejarah kehidupan Nabi saw.

- Adapun orang pertama yang menulis kitab maulid Nabi dan kemudian dibaca didepan umum dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh para penguasa daulat ‘Abassiyah, adalah Imam Al-Hafidz Hujjatul Islam Al-Qadhi ‘Askar Amirul Mu’minin Muhammad Al-Mahdi Al-‘Abbasi wafat tahun 207 H. Imam ini adalah orang pertama yang menghimpun hadits-hadits para sahabat Nabi saw. mengenai kebajikan dan pahala membaca riwayat maulid Nabi saw.. 

Sedangkan para imam lainnya dalam menulis kitab-kitab maulid banyak mengambil dari Al-Waqidi, kitab rujukan yang banyak dibaca dalam peringatan-peringatan maulid yang diadakan oleh para Khalifah dan menteri-menterinya. Kecuali itu kitab tersebut juga banyak dibaca didalam perguruan-perguruan agama Islam pada hari-hari peringatan dan hari-hari raya, pada bulan-bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan. Sehingga kitab maulid karya Al-Waqidi ini banyak dihafal oleh kaum muslimin dan anak-anak keturunan mereka.

- Allamah Nuruddin ‘Ali dalam kitabnya yang berjudul Wafa-ul-Wafa bi Akhbari Daril-Mushtofa mengatakan bahwa Siti Khaizuran, bunda Musa Amirul Mu’minin, pada tahun 170 H sengaja datang ke Madinah, lalu menyuruh penduduk menyelenggarakan peringatan maulid Nabi saw. di dalam masjid Nabawi.

- Seorang ulama terkenal, Imam Taqiyyuddin ‘Ali bin ‘Abdul-Kafi As-Sabki wafat tahun 756 H menulis kitab khusus tentang kemuliaan dan kebesaran Nabi Muhammad saw. Bahkan ia menfatwakan, barangsiapa menghadiri pertemuan untuk mendengarkan riwayat maulid Nabi Muhammad saw. serta keagungan maknanya ia memperoleh barokah dan ganjaran pahala.

- Imam Syihabuddin Ahmad bin Muhammad bin ‘Ali bin Hajar Al-Haitsami As-Sa’di Al-Anshari Asy-Syafi’i wafat tahun 973 H menulis kitab khusus mengenai kemuliaan Nabi saw.. Ia memandang hari Maulid Nabi saw. sebagai hari raya besar yang penuh barokah dan kebajikan.

- Imam ‘Abdur-Rabi’ Sulaiman At-Thufi As-Shurshuri Al-Hanbali terkenal dengan nama Ibnul-Buqiy wafat tahun 716 H. Ia menulis sajak dan sya’ir-sya’ir bertema pujian memuliakan keagungan Nabi Muhammad saw., keagungan yang tidak ada pada manusia lain mana pun juga. Tiap hari maulid Nabi para pemimpin Muslim berkumpul dirumahnya. Ia lalu minta salah seorang dari hadirin supaya mendendangkan sya’ir-sya’ir Al-Buqiy itu.

- Dalam kitab Insanul-‘Uyun Fi Siratil-Amin Al-Ma’mum bab 1, Imam ‘Ali bin Burhanuddin Al-Halabi mengatakan: “Kebiasaan berdiripada saat orang mendengar pembaca riwayat maulid menyebut detik-detik kelahiran Nabi saw., memang merupakan bid’ah hasanah/baik, bid’ah mahmudah/terpuji, sama sekali bukan bid’ah dholalah atau bid’ah madzmumah/tercela atau munkarah (bid’ah buruk yang tercela). Khalifah Umar Ibnul Khattab ra. sendiri menamakan shalat tarawih berjama’ah sebagai bid’ah hasanah. 

Dengan demikian maka orang yang berdiri sebagai tanda penghormatan pada saat mendengar detik-detik kelahiran Nabi saw. disebut, apalagi jika peringatan maulid itu dibarengi dengan kegiatan infak dan shadaqah, semua nya itu jelas merupakan kegiatan terpuji.

- Ibnu Bathuthah dalam buku catatan pengembaraannya menceriterakan kesaksiannya sendiri tentang bentuk dan cara memperingati maulid Nabi saw. yang dilakukan oleh Sultan Tunisia, Amirul Mu’minin Abul-Hasan, pada tahun 750 H. Ia mengatakan bahwa Sultan ini pada hari maulid Nabi Muhammad saw. mengadakan pertemuan umum dan terbuka dengan rakyat nya dan bagi semua yang hadir disediakan hidangan makan-minum secukupnya. Untuk itu Sultan menyediakan anggaran belanja beribu-ribu dinar (uang emas). Ia membangun kemah-kemah raksasa untuk tempat pejabat pemerintahan dan undangan-undangan lainnya.

 Dalam pertemuan itu di dengungkan sajak-sajak dan sya’ir-sya’ir pujian kepada Nabi Muhammad saw. dan diuraikan pula riwayat kehidupan beliau saw..Peringatan maulid dalam bentuk seperti ini juga dituturkan oleh penulis kitab Murujudz-Dzahab. Ia menyebut berbagai peristiwa yang terjadi pada tahun 738 H.

- Sultan Ibril, Mudzaffar (wafat tahun 620 H) semasa hidupnya sangat menaruh perhatian terhadap peringatan-peringatan maulid Nabi saw. yang di selenggarakan tiap tahun. Dua bulan sebelum bulan Rabi’ul-awwal, ia sudah mulai sibuk mempersiapkan segala kegiatan guna memeriahkan peringatan maulid. Tidak terhitung banyaknya ulama-ulama dari berbagai negeri Islam yang datang ke Ibril untuk menghadiri peringatan maulid Nabi Muhammad saw.. Mereka mengharap beroleh keberkahan dengan datangnya hari yang mulia itu. Konon biaya yang dihabiskan untuk keperluan peringatan maulid seperti itu tidak kurang dari dua ratus ribu dinar tiap tahun. Demikian juga menurut pengembara yang lain lagi, Ibnu Khalkan. Dalam sebuah buku yang ditulisnya ia mengetengahkan keanehan-keanehanSultan Mudzaffar.

Nama para ulama lain dan kitabnya ialah:

1. Imam Al-Hafidz Syihabul-Millah wa Ad-Din Ahmad bin Hajar wafat tahun 973 H;
2. Imam Abul-Khattab ‘Umar bin Al-Hasan Dzun-Nasabain wafat tahun 604 H atas permintaan Sultan Ibril ia menulis kitab maulid;
3. Imam Al-Hafidz Abul-Faraj Ibnul-Jauzi nama kitabnya Al-Arus terkenal dengan nama Kitab Maulid Ibnul-Jazi ditulis olehnya pada tahun 590 H ;
4. Allamah Imam Yusuf An-Nabhani ;
5. Imam Jamaluddin As-Sayuti ;
6. Imam Rabi’ At-Thufi Ash-Shurshuri nama kitabnya Maulid Ash-Shurshuriy, ia menulis kitab ini sekitar tahun 700 H ;
7. Imam Al-Hafidz Abul-Hasan ‘Ali Al-Mas’udiy wafat tahun 346 H kitab maulidnya terkenal dengan nama Kitab Maulid Al-Mas’udi.;
8. Imam Ash-Shalih As-Sayyid Al-Bakri dikenal dengan kitabnya Kitab Maulid Al-Bakri ;
9. Imam Mar’i bin Yusuf Al-Maqdisi wafat tahun 1033 H nama kitab maulidnya Kitab Maulid Al-Maqdisi Al-Hanbali ;
10. Allamah ‘Utsman bin Sind wafat tahun 205 H menulis kitab maulid dalam bentuk sya’ir dengan tema memuji dan mengagungkan Rasulallah saw.;
11. Syeikh Hasan Asy-Syathi wafat tahun 1274 H dan 12. Al-‘Allamah Abus-Surur Asy-Sya’rawi wafat tahun 1136 H kedua-duanya telah menulis kitab maulid.
13. Seorang ulama ahli tafsir dari madzhab Hanbali Muhammad bin ‘Utsman bin ‘Abbas Ad-Dumani Al-Manawi menulis kitab maulid terkenal sangat indah;
14. Al-‘Allamah Al-Ustadz As-Sayyid Rasyid Ridha, pemimpin majalah Al-Manar telah menulis kitab maulid yang banyak dibaca oleh kaum Muslimin di Mesir ;
15. kitab Attanwir fi maulid basyir an nadzir oleh Imam Al-Hafidh al-Muhaddits Abulkhattab Umar bin Ali bin Muhamad yang terkenal dengan nama Ibn Dihyah alkalbi ;
16. kitab urfu at ta’rif bi maulid assyarif oleh Imam Al-Hafidh al-Muhaddits Syamsuddin Muhamad bin Abdullah aljuzri ;
17. kitab maulid Ibn Katstir oleh Imam Al-Hafidh Ibn Katsir ;
18. kitab maurid alhana fi maulid asana oleh Imam Al-Hafidh Al-‘Iraqy ;
19. kitab al fajr al ulwi fi mauldi an nabawi oleh Imam Assyakhawiy ;
20. kitab al mawarid al haniah fi maulid kahiril bariyyah oleh ‘Allamah al fagih Ali Zainal Abidin As Syamhudi ;
21. kitab maulid Ad-diba’i oleh Al-Imam Al-Hafidh Wajihuddin Abdurrahman bin Ali bin Muhamad As-Syaibaniy terkenal dengan nama ibn diba’ ;
22. kitab itmam anni’mah alal alam bi maulid sayyidi waladu adam oleh Iamam Ibn Hajar al-Haitsami ;
23. kitab maurud arrowi fi maulid nabawi oleh Al-‘Allamah Ali Al Qari’ ;
24. kitab maulid Barzanji oleh Al-‘Allamah Al-Muhaddits Ja’far bin Hasan Al-Barzanji ;
25. kitab Al yaman wal is’ad bi maulid khari al ibad oleh Al-‘Allamah Al-Muhaddits Muhamad bin Ja’far al Kattani ;
26. kitab jawahir an nadmu al badi’ fi maulid as syafi’ oleh Al-‘Allamah Syeikh Yusuf bin Ismail An-Nabhaniy ;
27. kitab al-maulid mushtofa adnaani oleh Imam Ibrahim Assyaibaniy ;
28. kitab Al Alam Al Ahmadi fi maulid muhammadi oleh Imam Abdulghaniy Annablisiy ;
29. kitab fath al latif fi syarah maulid assyarif oleh Syihabuddin al-Halwani ;
30. kitab Al kaukab al azhar alal ‘iqdu al jauhar fi maulid nadi al azhar oleh Imam Ahmad bin Muhamad Addimyati ;
31. kitab nur as shofa’ fi maulid al mushtofa oleh Syeikh Ali Attanthowiy;
32. kitab at tajaliat al khifiah fi maulid khoir al bariah oleh Syeikh Muhamad Al maghribi ;
33. Imam Ibrahim Baajuri mengarang hasiah atas maulid Ibn Hajar dengan nama kitab tuhfa al basyar ala maulid ibn hajar ;
34. Imam Al-Hafidh Nasruddin Addimasyqiq telah mengarang beberapa kitab maulid yaitu kitab Jaami’ al astar fi maulid nabi al mukhtar 3 jilid, Al-lafad arra’iq fi maulid khair al khalaq dan Maurud asshadi fi maulid al hadi.
35. As-Sayyid Muhammad Shalih As-Sahruwardi judul kitabnya Tuhfatul-Abrar fi Tarikh Masyru’iyyatil-hafl Bi Yaumi Maulid An-nabiyyil-Mukhtar. Dalam kitabnya ini dia mengemukakan dalil-dalil meyakinkan tentang keabsahan peringatan maulid Nabi Muhamad saw. sebagai ibadah sunnah yang ditekankan (sunnah mu’akkadah), agar kaum muslimin melaksanakannya dengan baik.
36. Al-államah Sayyid Ali bin Muhammad Alhabsyi judul kitab maulidnya Simtud Durar. Kitab maulid ini sering dibaca juga di pesantren atau dimajlis-majlis, khususnya dinegara kita. Dan masih banyak lagi nama-nama para ulama yang menulis kitab-kitab mengenai maulidin Nabi saw, yang tidak tercantum disini.

Dengan adanya keterangan diatas ini kita bisa bertanya-tanya: Mengapa golongan pengingkar berani mengharamkan, mensesat kan, membid'ahkan dan lain sebagainya peringatan maulidin Nabi saw. yang mulia ini, tanpa berdalil dengan nash yang jelas, hanya sering berdalil bahwa Nabi saw. dan para sahabatnya tidak pernah melakukan atau memerintahkannya? Apakah para pakar Islam yang telah dikemukakan diatas itu tidak mengerti hukum syari’at Islam dan hanya ulama golongan pengingkar ini saja yang mengerti?

Insya Allah dengan adanya beberapa dalil dan pendapat para ulama yang berkaitan dengan peringatan keagamaan itu, cukup jelas bagi kita untuk menilai kebaikan dan manfaatnya. Ingatlah sekali lagi walau pun pada zaman Nabi saw. atau para sahabat tidak menjalankan hal tersebut bukan berarti tidak boleh dijalankan atau dilarang/haram oleh agama. Semua yang dilarang oleh agama itu harus mempunyai nash/dalil yang jelas dan tegas masalah tersebut.

Insya Allah juga buat para pembaca lebih mantep dan jelas bahwa peringatan Maulid ini sudah ratusan tahun yang lalu dikenal dan diamalkan oleh para ulama, para Salaf serta Khalaf. Peringatan-peringatan maulid Nabi sudah biasa juga diadakan oleh raja-raja serta sultan-sultan di Turki, Mesir, Iraq, India dan diberbagai negeri Islam lainnya, termasuk Indonesia. Tentu saja dengan cara dan dalam bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan adat kebiasaan setempat, tetapi inti dan motifnya sama yaitu memperingati hari besar yang bersejarah yakni lahirnya junjungan kita nabi besar Muhamad saw.

Begitu juga semua yang telah tercantum di website ini mengenai keabsahan peringatan maulid Nabi saw., semuanya itu hanya berlaku jika peringatan maulid yang diadakan itu sama sekali tidak bercampur-aduk dengan kemungkaran-kemungkaran tercela yang harus ditolak. 

Jika peringatan maulid mencakup hal-hal yang harus ditolak seperti bercampur baurnya lelaki dan wanita tanpa dipisah tempat duduknya serta diselingi dengan hal-ihwal yang diharamkan agama, pengeluaran biaya yang berlebih-lebihan sehingga banyak makananyang terbuang, semuanya itu tidak disenangi Rasulallah saw. dan tentu saja penyelenggaraan peringatan maulid yang demikian tersebut harus dicegah.

Dalam hal seperti ini yang dilarang bukanlah peringatan maulidnya, tetapi sisipan dan cara penyelenggaraannya yang salah itulah yang harus diperhatikan!!. Wallahu a’lam.

Share :

0 Response to "BAB-8F. Nama Kitab-Kitab Yang Menulis Iiwayat Hidup Rasulallah Saw."

Posting Komentar